//NuramirahAz
The Intro
Entries About Stuff





Contact me


  • tabung
  • bantu saya ye ?

  • my best entry
    get this widget here
    My Tagboard
  • URL blog only
  • Click Go once only
  • Don't ever you want to SPAM


  • my Love Followers

    Hukum tindik Hidung atau di anggota lain
    5 Sep 2013 • comment • Add comment {0}

    SUMBER YANG PERTAMA


    HUKUM TINDIK HIDUNG BAGI WANITA

    PERTANYAAN :

    Bagaimana hukumnya tindik di hidung?

    JAWABAN :

    tindik hidung atau anggota tubuh yg lain untuk dikasih perhiasan,jika memang adatnya/umumnya para wanita muslimah memakai seperti itu maka hukumnya 
    mubah(boleh) diqiyaskan pada tindik di telinga dengan catatan tidak mengalami cidera serius karena ada hadis nabi janganlah menciderai diri dan menciderai orang lain

    فتاوى الشبكة الإسلامية - (ج 4 / ص 5320)

    أما ثقب الأنف أو غيره لوضع حلق، فإذا كانت عادة النساء المسلمات التحلي بذلك، فإنه يجوز، قياساً على ثقب الأذن بجامع وجود الحاجة الداعية إلى ذلك، وهي التزين، ولكن بشرط عدم ترتب ضرر لقوله صلى الله عليه وسلم: لا ضرر ولا ضرار.

    ====
    فصل: ويباح للنساء من حلي الذهب والفضة والجواهر كل ما جرت عادتهن بلبسه، مثل السوار والخلخال والقرط والخاتم، وما يلبسنه على وجوههن، وفي أعناقهن، وأيديهن، وأرجلهن، وآذانهن وغيره، فأما ما لم تجر عادتهن بلبسه، كالمنطقة وشبهها من حلي الرجال، فهو محرم، وعليها زكاته، كما لو اتخذ الرجل لنفسه حلي المرأة

    Al-Mughni Li Ibnul Qudamah, Juz : 3 Hal : 45==========

    bahkan tindik diperut/pusar juga ada yg membolehkan
    dengan syarat :
    1.Hal tersebut tidak menjadi syi'arnya wanita-wanita kafir
    2.Hanya dilihat oleh suami
    3.Tidak menimbulkan bahaya
    4.Jika tindik yang dipakai terbuat dari emas atau perak, maka disyaratkan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan para wanita.

    ووضع الحلي في سرة البطن يجوز بشروط :
    الأول : : ألا يكون شعارا لفئة من نساء الكافرات .
    الثاني : ألا يطلع عليه غير الزوج .
    الثالث : ألا يترتب عليه ضرر .
    الرابع : أن تجري عادة النساء بالتحلي بالذهب على هذه الصفة ؛ لأنه إنما أبيح لها الحلي ، ولم يُبح لها استعمال الذهب مطلقا .

    Fatawi Al-Islam Su'alun Wa Jawabun, Fatwa no. 103996



    SUMBER YANG KEDUA

    1. Hukum tindik
    Setiap masa mempunyai trend dan gaya hidup tersendiri. Setiap mode dan trend gaya hidup yang berkembang sekarang adalah perputaran mode dan gaya hidup pada masa-masa sebelumnya. Maka  takheran jika di ahir-ahir ini sebagian remaja dan kalangan-kalangan tertentu lagi in dengan gaya tindik sebagai pilihan gaya hidupnya. Di dunia ketimuran trend menindik (melubangi) hidung, telinga atau anggota tubuh lainnya untuk dipasangi anting-anting atau sejenisnya sebagai aksesoris baik laki-laki maupun perempuan akan menjadi suatu problem bagi kalangan masyarakat tertentu tetapi pada kalangan lain menganggap enjoe atau tiada masalah. Nah, kemudian, Bagaimanakah menurut pandangan fiqih?
    Dalam hal ini, Ulama’ memberikan pandangan dan fatwa yang luas sebagai pedoman dan pijakan untuk menentukan sikap dan bertindak. Sebagaimana keterangan di bawah ini :
    a. Haram mutlak bagi anak atau orang laki-laki menindik/ melubangi hidung atau telinganya, menurut Ulama Syafi’iyah
    a.      Makruh, menurut sebagian Ulama Hanbaliyah.
    Penjelasan:
    Menindik telinga atau hidung bagi perempuan semua ulama tidak melarang karena hal itu ada hak baginya untuk memperindah dan menghiasi dirinya. Asalkan saat menindik tidak menimbulkan dampak negatif. Keterangan kitab I’anah At-Thalibin, Juz 4 hal 175 – 178 ;
    (وَحَرَمٌ تَثْقِيْبُ) أَنْفٍ مُطْلَقًا (وَأُذُنِ) صَبِيٍّ قَطْعًا وَصَبِيَّةٍ عَلَى اْلاَوْجُهِ لِتَعْلِيْقِ الْحَلْقِ ـــ كَمَا صَرَحَ بِهِ الْغَزَالِى وَغَيْرُهُ ـــ ِلأَنَّهُ إِيْلاَمٌ لَمْ تَدْعُو إِلَيْهِ حَاجَةٌ وَجَوَّزُهُ الزَّرْكَشِى وَاسْتَدَلَّ بِمَا فِي حَدِيْثِ أُمِّ زَرْعٍ فِي الصَّحِيْحِ ، وَفِي فَتَاوِى قَاضِيْخَان مِنَ الْحَـــنَفِيَّةِ أَنَّهُ لاَبَأْسَ بِهِ ِلأَنَّهُمْ كَانُوْا يَفْعَلُوْنَهُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَلَمْ يَنْكِرُ عَلَيْهِمْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، وَفِي الرِّعَايَةِ لِلْحَنَابِلَةِ يَجُوْزُ فِي الصَّبِيَّةِ لِغَرْضِ الزِّيْنَةِ . وَيَكْرَهُ فِي الصَّبِيِّ . إهـــ وَمُقْتَضَى كَلاَمُ شَيْخِنَا فِي شَرْحِ الْمِنْهَاجِ جَوَازُهُ فِي الصَّبِيَّةِ لاَالصَّبِيِّ لِمَا عُرِفَ أَنَّهُ زِيْنَةٌ مَطْلُوْبَةٌ فِي حَقِّهِنَّ قَدِيْمًا وَحَدِيْثًا فِي كُلِّ مَحَلٍ وَقَدْ جَوَّزَ صلى الله عليه وسلم اللَّعْبَ لَهُنَّ بِمَا فِيْهِ صُوْرَةٌ لِلْمَصْلَحَةِ ، فَكَذَا هَذَا أَيْضًا . وَالتَّعْذِيْبُ فِي مِثْلِ هَذِهِ الزِّيْنَةِ الدَّاعِيَةِ لِرَغْبَةِ اْلأَزْوَاجِ إِلَيْهِنَّ سَهِلَ مُحْتَمِلٌ وَمُغْتَفِرٌ لِتِلْكَ الْمَصْلَحَةِ . فَتَأَمَّلَ ذَلِكَ فَإِنَّهُ مُهِمٌّ . (فتح المعين بها مش إعانة الطالبين الجزء الرابع ص: ۱۷٥ – ۱۷۸ دارالفكير) 
    ”Haram mutlak menindik (melubangi) hidung, para ulama sepakat atas keharaman menindik telinga anak laki-laki yang masih kecil guna memasang anting, sedangkan pada anak perempuan yang masih kecil menurut qoul aujah juga haram sebab hal itu menyakiti sebelum ada keperluan. Imam Zarkasyi memperlobehkannya berdasarkan hadits Ummi Zarin di dalam hadits Shahih. Fatwa-fatwa Syech Qodikhon pengikut Madzhab Hanafi, menyatakan bahwa tidak mengapa melakukan hal itu sebab pernah dilakukan pada zaman jahiliyah, sedangkan Nabi SAW tidak mengingkarinya. Dalam kitab ri’ayah karangan pengikut madzhab Hanbali menyatakan boleh menindik anak perempuan yang masih kecil, sebab bertujuan sebagai perhiasan, sedangkan pada anak laki-laki yang masih kecil hukumnya makruh.
    Perkataan Syaikhina dalam Syarah Minhaj menetapkan, diperbolehkannya itu pada anak perempuan saja tidak pada anak laki-laki, karena perhiasan itu dianjurkan bagi wanita mulai dahulu hingga sekarang dan di mana saja. Sesungguhnya Nabi Saw Memperbolehkan permainan yang bergambar (boneka) bagi anak perempuan untuk kemaslahatannya, begitu juga menindik (boleh). Sedangkan menyakiti demi untuk perhiasan yang dapat menimbulkan rasa cinta suami pada istrinya itu sangat ringan dan tidak masalah sebab ada unsur kemaslahatan”.




    sumber di perolehi di: